Wali Kota: Wujudkan Bandung Berkelanjutan dengan Inovasi, Keimanan, dan Kepedulian Lingkungan
Kota Bandung, Suara Pakta.Com- Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan menyampaikan gagasan besar tentang pembangunan kota yang berkelanjutan dalam sesi Inspirasi Ramadan di Masjid Salman ITB, Minggu 9 Maret 2025.
Dalam pemaparannya, Farhan menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi Kota Bandung, termasuk isu sampah dan banjir, serta pentingnya keseimbangan antara inovasi, budaya, dan keimanan dalam membangun kota yang lebih layak huni.
Farhan mengungkapkan, Kota Bandung memiliki karakter budaya yang unik di setiap wilayahnya. Bandung Timur dikenal lebih ekspresif, terbukti dengan lahirnya komunitas musik metal seperti Ujungberung Rebels dan Burgerkill.
Wilayah Bandung Utara cenderung lebih terpengaruh seni kebarat-baratan, sementara Bandung Selatan lebih religius dan tradisional. Adapun Bandung Barat memiliki budaya yang lebih berakulturasi, termasuk pengaruh budaya Tionghoa.
“Bandung ini kota kecil, tapi tantangannya luar biasa. Sebagai ibu kota provinsi, beban kota ini sangat besar. Kita tidak hanya berbicara soal budaya dan kreativitas, tetapi juga bagaimana daya dukung lingkungan bisa menopang perkembangan kota ini,” ujarnya.
“Budaya adalah cerminan karakter daerah. Tantangan kita adalah bagaimana menjaga keseimbangan ini agar tetap harmonis,” imbuhnya.
Dalam perspektif Farhan, pembangunan kota yang harmonis tidak hanya mengandalkan kebijakan teknis, tetapi juga harus memperhitungkan faktor emosional dan spiritual.
“Membuat kebijakan publik jangan pernah mengesampingkan faktor emosi. Keimanan sangat penting, karena tanpa itu, kebijakan akan terasa kering dan sulit dijalankan dengan empati,” tuturnya.
Ia menegaskan, keimanan yang kuat akan menciptakan harmoni dalam masyarakat, dan dari harmonisasi ini lahir kreativitas serta inovasi.
“Kreativitas itu muncul dari kestabilan. Jika keimanan dan harmoni sudah terbangun, maka masyarakat akan lebih mudah melahirkan inovasi yang lebih maju,” jelasnya.
Sebagai langkah nyata, Farhan mengungkapkan pemerintah kota bekerja sama dengan ITB untuk memperbaiki kawasan Cibangkong, sebagai bagian dari upaya perbaikan lingkungan dan pengentasan masalah sosial.
Selain itu, salah satu fokus utama Farhan dalam kepemimpinannya adalah menyelesaikan masalah sampah yang selama ini menjadi tantangan besar bagi Kota Bandung.
“Sampah ini bukan sekadar persoalan teknis, tapi juga emosional. Saya sering turun ke TPS bermasalah, melihat langsung kondisinya. Kita harus punya solusi yang konkret dan cepat,” ujarnya.
Ia mengusulkan pendekatan baru dalam pengelolaan sampah dengan prinsip "Sampah Hari Ini Habis Hari Ini". Paradigma baru ini harus diterapkan agar tidak ada lagi penumpukan sampah yang mengganggu lingkungan.
“Kita harus mengubah kebiasaan. Sampah organik harus langsung diolah menjadi kompos, sementara sampah anorganik bisa dimanfaatkan sebagai RDF (Refuse-Derived Fuel). Intinya, sampah tidak boleh dibiarkan menumpuk,” tuturnya.
Farhan mengakhiri pemaparannya dengan mengajak masyarakat untuk berkontribusi dalam mewujudkan visi Bandung Utama yakni Unggul, Terbuka, Amanah, Maju, dan Agamis.
“Kota ini harus maju bersama. Tidak boleh ada yang tertinggal dalam pembangunan. Mudah-mudahan kita bisa membangun Bandung yang lebih baik dengan semangat inovasi, keimanan, dan kepedulian lingkungan,” ungkap Farhan. (rob)
Posting Komentar