Perajin Tempe Tetap Berproduksi Walau Omset Menurun
Kab.Cilacap-Suara Pakta.Com - Bulan ramadan biasanya menjadi bulan berkah bagi pedagang makanan siap saji dan juga pedagang sayuran olahan ataupun sayuran mentahan, namun ini tidak berlaku bagi perajin tempe di wilayah kecamatan Dayeuhluhur kabupaten Cilacap.Rabu, (05/04-2025)
Seperti halnya dialami oleh Andut perajin tempe di Dayeuhluhur Cilacap keluhkan omset yang menurun di bulan ramadan dimana biasa produksi tempe memerlukan bahan kedelai sebanyak 40 sampai 50 kilogram, namun kini menurun menjadi 20 hingga 25 kilogram dalam sekali produksi.
Menurunnya daya beli masyarakat bukan karena berkurangnya ukuran, kualitas dan harga, namun karena di bulan puasa ini banyak sekali pedagang-pedagang keliling dadakan yang menjajakan makanan ataupun sayuran siap saji langsung kerumah-rumah warga, sehingga warga tidak perlu membeli bahan makanan yang belum diolah, namun mereka cenderung membeli makanan yang sudah jadi ataupun yang sudah matang.
Andut menyampaikan usaha yang saya rintis ini sudah berjalan sekitar 25 tahun dan ini merupakan resep peninggalan orangtua kami dan kini keluarga meneruskannya sampai sekarang, alhamdulilah tetap bertahan walau kadang namanya usaha ada pasang surut apalagi kalau harga kedelai lagi melambung produksi pun jadi tersendat ucapnya.
"Setiap hari kita memerlukan 25 hingga 50 kilogram kacang kedelai untuk satu kali memproduksi tempe, kita dari produksi sendiri dan juga mengedarkan ke warung-warung di pelosok desa juga sendiri untuk pelanggan kami masih disekitaran wilayah desa desa di kecamatan Dayeuhluhur serta desa Tambaksari, desa Kaso dan desa Karangpaningal Jawa Barat". Terangnya
Andut mengharapkan tentunya kedepan ada perhatian dari pemerintah untuk kami pelaku usaha kecil agar bisa berjalan lancar dan bertahan untuk tetap produksi, tentu bantuan yang kami inginkan berupa bantuan permodalan maupun peralatan untuk mendukung produksi tempe pungkasnya. (Ben)
Posting Komentar