Masyarakat Antri Membeli Gas 3 Kg, Disdagkoperin Kota Cimahi: Stok Masih Aman
Berdasarkan pemantauan Disdagkoperin Kota Cimahi, kebijakan tersebut tidak menyebabkan kelangkaan gas 3 kg di pasaran. Kepala Disdagkoperin, Hella, memastikan bahwa stok gas tetap aman.
"Kondisi ini terjadi karena para agen tidak berani menyalurkan gas 3 kg ke pengecer. Surat edaran yang melarang pengecer menjual gas tersebut masih berlaku dan belum dicabut," ujar Hella saat ditemui dikantornya. Senin (03/01/25).
Ia menambahkan bahwa agen dan pengecer telah memahami situasi ini. Disdagkoperin berharap tidak ada pihak yang memanfaatkan keadaan untuk menciptakan kepanikan di masyarakat. Pemerintah daerah juga terus berkoordinasi dengan Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) untuk menentukan langkah selanjutnya.
Hiswana Migas pun turun langsung ke lapangan untuk memantau kondisi distribusi gas elpiji 3 kg. Mereka akan melaporkan situasi ini kepada pemerintah pusat agar kebijakan tersebut dievaluasi.
Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan Disdagkoperin Cimahi, Indra Bagjana, menjelaskan bahwa distribusi sempat terganggu karena banyak masyarakat yang langsung mendatangi Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) untuk membeli gas 3 kg. Padahal, jalur distribusi resmi seharusnya dari SPBE ke agen, kemudian ke pangkalan yang melayani masyarakat.
"Hari ini sempat terjadi kendala ketika truk agen dihadang oleh masyarakat, tetapi situasi sudah terkendali berkat pengamanan dari Koramil dan Polsek," kata Indra.
Ia juga menegaskan bahwa stok gas elpiji 3 kg tidak dikurangi. Hanya saja, karena libur panjang sebelumnya, distribusi sempat terhambat. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah menambah kuota hingga 100% guna menutupi kekurangan pasokan selama libur.
"Biasanya pangkalan dan agen libur di hari Minggu, tetapi kemarin mereka tetap buka untuk mengantisipasi permintaan gas," jelasnya.
Indra mengakui bahwa perubahan kebiasaan konsumen menjadi tantangan tersendiri. Masyarakat yang biasanya membeli gas di warung terdekat kini harus mendapatkannya langsung dari pangkalan resmi.
Sebagai solusi, pihak Pertamina telah menyediakan informasi lokasi pangkalan resmi melalui media online agar masyarakat lebih mudah menemukan titik distribusi terdekat.
Dilain pihak, Irfan Harmansyah, pemilik Pangkalan Sulaeman di Kelurahan Cimahi, Kecamatan Cimahi Tengah, mengungkapkan bahwa kebijakan penghapusan pengecer gas elpiji 3 kg menyebabkan lonjakan pembeli di pangkalannya. Warga dari berbagai RW di Kota Cimahi berbondong-bondong datang untuk mendapatkan gas subsidi tersebut.
"Hambatan akibat dihilangkannya pengecer sangat terasa. Sekarang banyak pembeli membludak dari berbagai wilayah," ujar Irfan.
Saat ini, Pangkalan Sulaeman melayani kebutuhan rumah tangga, sementara pelaku usaha mikro harus menyertakan Nomor Induk Berusaha (NIB) untuk mendapatkan gas subsidi. Irfan berharap distribusi gas 3 kg ke pangkalan lebih lancar dan aturan yang ada dapat disederhanakan.
"Kami mendapatkan distribusi gas dari PT Griya Permata Mas sebanyak 200 tabung per minggu, dengan dua kali pengiriman, masing-masing 100 tabung. Namun, sekarang gas langsung habis begitu datang karena banyaknya masyarakat yang membutuhkan. Bagi yang tidak kebagian, saya pun tidak tahu harus bagaimana," ungkapnya. (**)
Posting Komentar