Disdik Kota Cimahi Himbau: Pedagang dan Masyarakat Hindari Makanan dan Minuman yang Ada Pewarna Buatan
Kota Cimahi, Suara Pakta.Com - Kasus cuci darah yang terjadi pada remaja terutama pada anak sekolah di akibatkan mengkonsumsi makan dan minuman yang mengandung bahan pemanis buatan yang berlebihan.
Dengan adanya kasus tersebut Dinas Pendidikan ( Disdik) Kota Cimahi tidak menemukan kasus tersebut, namun bagi Disdik ini menjadi tantangan dan menjadi pekerjaan rumah (PR).
Saat ini yang menjadi tantangan Disdik adalah cara untuk bisa mengatur para pedagang yang berada di wilayah sekolah, ucap Kepala Seksi (Kasi) Peserta Didik SMP Dinas Pendidikan Kota Cimahi, Nia Fathiyah, pada media.
"Ia mengatakan, sosialisasikan kepada para pedagang menjadi prioritas untuk memastikan mereka tidak hanya mementingkan keuntungan semata, tetapi juga memperhatikan kesehatan para siswa.
Nia menjelaskan, kendala yang dihadapi kita adalah untuk mengatur para pedagang dari luar. Maka dari itu, kami akan lakukan sosialisasi dan pemahaman, seperti ," janganlah hanya mementingkan keuntungan saja,” ujar Nia saat ditemui di Kantor Disdik Pemkot Cimahi, Senin (12/8).
"Nia juga menghimbau agar pedagang dan masyarakat menghindari makanan atau minuman, mengandung pewarna buatan serta bahan pengawet yang berisiko bagi kesehatan tubuh.
Dalam hal ini dilakukan bersama-sama lembaga-lembaga yang berkompeten terkait masalah tersebut, mudah-mudahan anak-anak yang sekarang menjadi generasi emas di tahun 2045,” ungkap Nia.
"Selain itu, menurut Nia, pola makan tidak sehat yang marak di kalangan remaja saat ini perlu mendapat perhatian khusus dari keluarga, karena peran keluarga sangat penting dalam membentuk pola konsumsi yang sehat.
Nia tegaskan, peran keluarga itu sangat penting, dan menurut saya, ini tidak lepas dari pola konsumsi pangan yang tidak sehat. Intinya itu,” tegas Nia.
"Sementara itu, Nia turut mengungkapkan keprihatinannya dan mengaitkannya dengan pola makan yang tidak sehat, seperti konsumsi fast food, minuman bersoda, dan makanan beku (frozen food) yang banyak mengandung pengawet dan pewarna.
“Saya juga prihatin banyak anak-anak muda yang melakukan cuci darah. Ini sebenarnya berkaitan dengan fungsi ginjal, yang tugasnya menyaring darah dari zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh,” jelasnya.
Berdasarkan Keputusan Bersama Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Menteri Kesehatan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri tentang Penyelenggaraan Peningkatan Status Kesehatan Peserta Didik. Gerakan Sekolah Sehat (GSS) menjadi salah satu upaya untuk menjaga kesehatan siswa melalui berbagai kegiatan yang dilaksanakan di sekolah.
“GSS ini harus diimplementasikan di sekolah. Gerakan ini diprioritaskan dalam hal makanan bergizi, artinya makanan yang aman atau tidak berisiko bagi tubuh. Saat ini juga banyak anak-anak yang rentan, baik dalam hal mental maupun kesehatan lingkungan,” jelas Nia.
Dalam upaya mendukung pelaksanaan GSS, Disdik Cimahi juga gencar melakukan sosialisasi melalui Unit Kesehatan Sekolah (UKS) dan mengedarkan surat edaran dari kementerian. Disdik juga mendorong kebiasaan sarapan sehat sebelum siswa berangkat ke sekolah.
“GSS ini kita lakukan melalui UKS, yang menaungi pelaksanaan dan pengawasan GSS, serta melibatkan Kader Kesehatan Remaja (KKR),” tandas Nia. (**)
Posting Komentar