Deni Hendiyani: Sukses Mengembangkan Bisnis Hidroponik dari Hobi hingga Menjadi Mitra Supermarket
Kota Cimahi, Suara Pakta.Com - Berawal dari hobi bercocok tanam pada tahun 2014, Deni Hendiyani (42), seorang pelaku usaha hidroponik sayuran asal Cimahi, telah berhasil membangun bisnis yang sukses di tengah tingginya permintaan sayuran segar, terutama selama masa pandemi COVID-19.
"Awalnya saya hanya coba-coba bercocok tanam untuk hobi, tapi setelah mengikuti pelatihan yang digelar oleh petani hidroponik nasional, saya jadi lebih percaya diri," ungkap Deni. Dukungan pelatihan tersebut menjadi titik awal bagi Deni untuk mulai serius dalam bidang hidroponik. Tidak lama kemudian, salah satu instansi pendidikan merilis dirinya untuk menjadi pelatih dalam bidang ini. "Sampai sekarang, saya tetap memberikan edukasi, mulai dari TK sampai universitas, dan mereka sekarang sudah bermitra dengan saya," tambahnya.
Pandemi COVID-19 ternyata membawa hikmah besar bagi bisnis Deni. Masyarakat semakin peduli akan pentingnya mengonsumsi sayuran segar, yang membuat permintaan melonjak. “Pada masa COVID-19, permintaan sayuran segar sangat tinggi sampai saya kewalahan memenuhi stok. Saat itu, masyarakat sangat memperhatikan asupan makanan yang sehat,” jelas Deni.
"Deni menjelaskan bahwa awalnya konsumennya mayoritas berasal dari kalangan menengah ke bawah, namun sekarang, permintaan juga datang dari kalangan menengah ke atas. “Alhamdulillah sekarang yang beli sudah lebih beragam, dari semua lapisan masyarakat," kata Deni.
Dalam hal pemasaran, Deni mengandalkan media digital dan jaringan komunitas. “Saya memasarkan lewat WhatsApp, disebar ke berbagai grup, ke rumah-rumah, dan melalui komunikasi UMKM Kelurahan Leuwigajah. Selain itu, saya juga bekerja sama dengan komunitas hidroponik di Cimahi, sehingga sayuran saya sudah masuk di Transmart Cimahi, Buah Batu, dan Gatot Subroto,” paparnya.
"Namun, untuk bisa bekerja sama dengan supermarket, ada standar yang harus dipenuhi, yaitu 3K: Kualitas, Kuantitas, dan Kontinyu. Deni menyebut bahwa dari segi kualitas, sayurannya sudah diakui. “Kualitas sudah diterima baik oleh supermarket karena sayuran kami memang bagus,” ujarnya. Beberapa jenis sayuran yang diproduksi Deni antara lain kangkung, pakcoy, bayam, sosin, serta selada kriting.
Harga yang ditawarkan Deni cukup terjangkau, dengan 250 gram sayuran oriental seperti kangkung dan pakcoy dijual seharga Rp8.000 hingga Rp10.000.
"Deni, yang sebelumnya bekerja di bidang desain, merasa lebih puas dengan usahanya di bidang hidroponik. "Saya sempat merasa jenuh di bidang desain, dari situ saya mulai tertarik untuk menanam sayuran hidroponik. Sekarang hasilnya lumayan, dengan omzet sekitar lima juta per bulan," jelas Deni.
Deni juga mendapat apresiasi dari pemerintah setempat, khususnya dari Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Cimahi, yang telah membantu dalam legalitas usaha. "Konsep dari Dispangtan Cimahi adalah dibina, dibela, dibeli. Ini sangat membantu kami pelaku usaha, terutama dalam pemasaran produk," ungkapnya.
"Meskipun begitu, Deni berharap ke depan akan ada dukungan lebih lanjut dari pemerintah, terutama terkait subsidi pupuk hidroponik.
Sampai saat ini belum ada subsidi pupuk hidroponik. Saya berharap pemerintah bisa menyediakan itu untuk membantu para petani hidroponik,” harapnya.
"Dengan modal awal sekitar Rp 2 juta, Deni mampu memanen sayuran dalam waktu 25 hingga 30 hari. Dia pun optimis bisnisnya akan terus berkembang dengan dukungan yang tepat dari berbagai pihak. ( Rustandi)
Posting Komentar