27 Tahun Berproses Ketulusan Ibu Tintun Menyulap Hobi Jadi Bisnis Sukses hingga Mancanegara
Kota Cimahi, Suara Pakta.Com - Perjalanan panjang dalam dunia usaha tidaklah mudah, apalagi saat harus dimulai di tengah krisis ekonomi di Indonesia. Namun, Tintun Martini (57), seorang pelaku usaha kue asal Cimahi, berhasil membuktikan bahwa ketekunan dan konsistensi mampu mengatasi segala rintangan.
Berawal dari hobi sederhana membuat kue di tahun 1996, tepat saat Indonesia menghadapi krisis ekonomi, ia kini telah mengembangkan usahanya menjadi lebih mapan, bahkan dengan pelanggan setia hingga ke mancanegara.
Di dapur rumah pribadinya di Jalan Bina Putera No. 28, Citeureup, Cimahi Utara, Ibu Tintun memproduksi berbagai jenis kue bersama delapan rekannya.
“Produksi besar biasanya terjadi saat menjelang Idul Fitri, karena pesanan melonjak,” ujarnya saat ditemui di acara bazar Sound Sport Competition di GOR Disjas TNI AD, Jalan Mintaredja SH, Kelurahan Baros, Kota Cimahi, Sabtu (24/8/24).
Ketenangan dan keyakinan menjadi kunci bagi Ibu Tintun dalam menjaga eksistensi usahanya. Meskipun harga bahan baku sering naik, ia memilih untuk tetap mempertahankan kualitas produknya.
“Lebih baik harga kue yang naik dibandingkan bahan kue yang dikurangi. Alhamdulillah, pelanggan saya banyak dari kalangan menengah ke atas,” ungkapnya.
Ibu Tintun juga bercerita pada awalnya, usaha kue ini dimulai dengan sederhana. Pelanggan pertama berasal dari kalangan keluarga terdekat.
“Awalnya hobi saya bikin kue, lalu saudara-saudara mencoba, katanya enak. Dari sana, usaha saya berkembang lewat promosi mulut ke mulut,” ujarnya penuh syukur.
Tahun 2017 menjadi momen penting bagi Ibu Tintun ketika ia pindah ke Cimahi dan menjadi binaan pemerintah kota. Dari situ, ia mendapatkan berbagai sertifikasi penting, termasuk sertifikasi halal dan Nomor Induk Berusaha (NIB).
“Legalitasnya sudah lengkap, ini sangat membantu usaha saya,” kata Tintun.
Selain sertifikasi, Ibu Tintun juga mulai berinovasi dalam kemasan produknya. Dari yang awalnya hanya menggunakan toples sederhana, kini ia menciptakan kemasan yang lebih menarik.
"Setelah ikut akselerasi di Cimahi tahun 2019, ide-ide baru pun bermunculan," jelasnya.
Saat ini, ada 25 jenis produk kuenya yang telah bersertifikasi halal. Harga kue-kue tersebut bervariasi, mulai dari Rp 20 ribu hingga Rp 160 ribu.
Bahkan, meski masih menggunakan metode promosi sederhana melalui WhatsApp dan Instagram, kue buatan Ibu Tintun telah dipesan hingga ke luar negeri, terutama saat menjelang Lebaran.
Namun, Ibu Tintun mengakui bahwa perkembangan teknologi menjadi salah satu tantangan baginya.
“Kendalanya ada di promosi, terutama penggunaan teknologi. Makanya saya masih menggunakan WhatsApp atau Instagram,” ujarnya.
Meskipun demikian, Tintun tetap optimis. Baginya, setiap kesulitan adalah bagian dari proses menuju kesuksesan.
"Saya yakin dengan ketulusan dan konsistensi, usaha ini akan terus berkembang," pungkasnya dengan penuh semangat. (Mong)
Posting Komentar