Pedagang di Sekolah Diawasi Oleh Pihak Puskesmas, Sekolah Komitmen Program Jajanan Sehat
Poto Ilustrasi kantin di sekolah |
Kasi Peserta Didik SMP, Nia Fathiyah menjelaskan, Kolaborasi tersebut untuk memastikan makanan yang dijual di sekolah memenuhi standar kesehatan yang ditetapkan.
"Sejumlah sekolah telah diawasi oleh Puskesmas setempat dan telah mengikuti pelatihan teknis. Sebagai hasilnya, beberapa pengelola kantin sekolah telah memperoleh sertifikasi. Sertifikat ini menunjukkan bahwa sekolah ini berkomitmen dalam program jajanan yang sehat,” ucapnya.
Pihak Disdik mendorong para siswa untuk membawa bekal sarapan sehat. Karena, lanjut Nia pentingnya kebiasaan ini akan menjaga kesehatan anak.
“Ini sangat sejalan dengan gerakan sekolah sehat (GSS). Karena GSS ada lima fokus yaitu sehat fisik sehat gizi, sehat imunisasi, sehat jiwa dan sehat lingkungan,” jelasnya.
Nia menuturkan, kolaborasi dengan Dinkes sangat membantu karena untuk mempersiapkan standar makanan sehat bagi anak sekolah.
“Kami sangat terbantu dengan adanya kolaborasi dari Dinkes dan BPPOM,” bebernya.
Saat disinggung mengenai kendala di lapangan, Nia menuturkan kurangnya SDM dan anggaran menjadi kendala dalam melaksanakan program tersebut.
Ia melanjutkan, meski demikian, dengan berkolaborasi dengan Dinkes diharapkan memperlancar program pembinaan jajanan anak sekolah.
“Kami secara periodik selalu memantau, tetapi terkendala oleh tenaga dan anggaran yang terbatas,” jelas Nia.
“Maka kami berkolaborasi dengan Dinkes untuk pemantauan tersebut melalui puskesmas setempat dan kepala sekolah. Bahkan ada pengujian sampel makanan dari sekolah itu sendiri,” sambungnya.
Kepala Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan, Sekki Intania, menyebut hingga saat ini, tidak ada laporan yang menyebutkan adanya kasus keracunan makanan di Kota Cimahi.
“Data kasus keracunan saat ini belum ada, saya belum terinformasikan,” ungkapnya.
Sekki menjelaskan, pengujian sampel makanan dan jajanan di sekolah ditargetkan selesai dalam waktu dua bulan mendatang. Dia menjelaskan, penyelesaian ini memerlukan waktu yang tepat untuk memastikan kesesuaian dengan situasi di lapangan.
“Targetnya satu sampai dua bulan kita coba sampelnya. Sekarang melihat kondisi di lapangan, kita harus fokus pada monitoring dan evaluasi,” tandasnya. (**)
Posting Komentar