Penjual Menjerit! Omset Menurun Akibat Kenaikan Harga Bahan Pokok
Kota Cimahi// Suarapakta.com || Kenaikan harga beras di Kota Cimahi membuat sejumlah penjual nasi kuning mengalami penurunan signifikan dalam penjualan mereka karena harga jualnya meningkat secara bertahap.
Penjual nasi kuning Neneng Marhani (30) menyatakan bahwa omset penjualannya saat ini mengalami penurunan. Akibat naiknya harga beras sangat terasa pengaruhnya kepada kami sebagai penjual kecil,” ucapnya Senin (4/03/2024).
"Meskipun harga beras dan komoditas lainnya naik, Neneng tidak terganggu oleh kenaikan harga beras, melainkan lebih mengkhawatirkan penurunan pemasukan atau omset yang dialaminya.
Apalagi harga beras saat ini kami mendapatkan yang Rp.18.000/kg, harga ayam suir Rp. 45.000/kg, ditambah bahan baku lainnya yang ikut naik juga seperti minyak, cabe, dan lain-lain,” keluhnya.
"Neneng memilih untuk berbelanja bahan pokok dan kebutuhan dagangnya di Pasar Antri Cimahi karena letaknya yang dekat dengan rumahnya, dengan tujuan mengurangi biaya transportasi.
Saya memilih untuk berbelanja bahan pokok dan kebutuhan dagangnya di Pasar Antri Cimahi karena lokasinya yang dekat dengan rumahnya, dengan alasan untuk menghemat ongkos transport,” ungkap Neneng.
"Neneng berharap pemerintah bisa segera menangani masalah stabilitas harga pangan, terutama untuk pedagang yang merasa kesulitan akibat kenaikan harga komoditas.
Diharapkannya kepada pemerintah harga segera turun agar tidak terlalu terbebani untuk modal apalagi harga beras yang mahal dan kualitas beras yang kurang,” harapnya.
“Karena keuntungan kami saat ini jadinya berkurang dan tidak seperti sebelumnya harga beras naik,” tambahnya.
Di tempat yang sama Angga (42), pedagang ayam goreng mengeluhkan kenaikan harga ayam potong untuk dijual. Sekarang harga ayam pun naik, awalnya Rp. 26.000/kg sekarang menjadi Rp. 39.000/kg di pasar,” ungkapnya.
"Angga mengeluhkan sepinya pedagang, menurutnya hal tersebut dampak dari kenaikan harga pangan tersebut. Terutama pada harga minyak yang saat ini menginjak Rp.16.000/liter.
Minyak juga ikut naik, tadinya Rp.14.000 sekarang bisa sampai Rp.16.000 sampai Rp.16.500. Ini berdampak juga ke produksi penjualan,” keluh Angga.
"Sementara untuk harga cabai, Angga mengatakan kini harga cabai ditentukan dari kualitas barangnya sendiri. Kendati demikian, Angga masih terus terpaksa menjualnya meskipun keuntungan omset berkurang.
Kalau (dagang) itu tetap disesuaikan porsi dan harga jualnya, meskipun keuntungan lumayan menurun,” kata Angga.
“Harapannya harga pokok bisa kembali normal dan turun dan ada solusi dari pemerintah terkait kenaikan harga ini khususnya untuk pedagang kecil seperti kita,” pungkas Angga. (Rus)
Posting Komentar