Disdagkoperin Cimahi Kemabli Gelar OPM Sediakan 30 Ton Beras SPHP
Beras SPHP dari Bulog Bandung akan dibagikan ke masing-masing kelurahan, tujuannya adalah agar tidak terjadi penumpukan massa ketika mengantre untuk membeli beras tersebut.
Menurut Plt. Kabid Perdagangan Disdagkoperin, Indra Bagjana sebanyak 6 ribu warga penerima terdiri dari 15 kelurahan di Kota Cimahi. Dengan harga beras Rp51 ribu/kilo untuk satu penerima.
“Harga yang semula Rp 53 ribu menjadi Rp51 ribu diharga konsumennya, jadi masyarakat bisa beli untuk paket 5 kilo,” ujarnya pada Jabar Ekspres saat ditemui dalam kegiatan Operasi Pasar Murah.
Indra mengatakan sebanyak 400 paket beras yang masing-masing totalnya 2 ton akan dibagi ke setiap kelurahan.
“Ini yang menerima sebanyak 6 ribu penerima dibagi menjadi 15 kelurahan yang masing-masing kelurahan mendapatkan 400 paket yang totalnya 2 ton,” ujarnya.
Jumlah keseluruhan beras yang didistribusikan untuk Kota Cimahi sebanyak 30 ton. Indra menuturkan, pembagian beras melalui kelurahan guna meminimalisir penumpukan massa yang mengantre.
“Jadi se-Kota Cimahi totalnya itu 30 ton. Kita untuk distribusinya tidak ada distribusi langsung yang mengantre, distribusinya sekarang sudah di sebar ke masing-masing kelurahan,” jelasnya.
“Sehingga tidak menyebabkan penumpukan massa yang di khawatirkan dapat menyebabkan ada yang pingsan, atau kecapean, pengamanan harus ekstra seperti P3K,” tambah Indra.
Dari 400 paket yang didistribusikan ke setiap kelurahan. Kelurahan Cibeber hanya mengambil 344 paket.
“Untuk kuota seluruh kelurahan full kuota, seluruh paket semua terjual kecuali satu kelurahan yaitu Cibeber yang tidak sampai 400 paket hanya mengambil 344 paket kemudian sisanya kita bagikan ke kelurahan lain yang menerima dan masih kurang,” bebernya.
Indra menambahkan, kekhawatiran akan kuota yang tidak mencukupi akan tetapi ada, meski masih terdapat warga yang datang secara spontan untuk membeli langsung dilokasi.
“Walaupun itu tidak kita buka, karena khawatir kuotanya tidak cukup tapi memang setiap operasi pasar ada saja satu dua orang yang datang spontan, kalau ada sisa kita buka ya tidak apa-apa, terkecuali kalau tidak ada sisa ya mau bagaimana lagi,” kata Indra.
"Sekarang ada sisa namun sedikit, beberapa karung tadi juga ada yang datang untuk menerima karena memungkinkan jadi kami beri,” tambahnya.
Saat disinggung terkait informasi dan sosialisasi pada masyarakat, Indra menuturkan pihaknya telah berkoordinasi dengan masing-masing kelurahan untuk mendata masyarakat yang akan membeli bantuan beras dari pemerintah dan Bulog Bandung.
“Seluruh kelurahan full kuota ini kan sudah disebar dari Kasi Ekonomi Pembangunan dan Kesejahteraan Sosial di masing-masing kelurahan itu menyebar ke seluruh RW, dan dari RW langsung ke masyarakat di sebarkan informasi nya terkait operasi pasar murah ini,” pungkasnya.
Indra menjelaskan, operasi pasar murah bukan merupakan pembagian beras gratis, karena masih ada beberapa masyarakat yang mengganggap bantuan tersebut secara gratis.
“Ini bukan beras gratis, pada prinsipnya kita itu menjual bukan gratis, berbeda kalau yang gratis seperti dari pemerintah itu sudah ada calon penerima,” tegasnya.
“Kalau untuk beras operasi pasar ini memang kita prioritaskan pada warga yang kurang mampu, tetapi sebetulnya tidak mengikat karena ini kita jual,” tambah Indra.
Untuk kedepannya, pemerintah melalui Disdagkoperin akan melangsungkan kegiatan pasar murah. Indra pun menjelaskan perbedaan antara operasi pasar murah dengan pasar murah yang berbeda dari segi komoditasnya.
“Tahun 2024 ini akan ada 10x kegiatan, dan ada tambahan lagi ada pasar murah. Apa bedanya operasi pasar dengan pasar murah, kalau operasi pasar itu komoditasnya tertentu yang selama ini sudah berjalan adalah beras, gula, minyak goreng,” jelas Indra.
“Kalau pasar murah komoditas nya lebih beragam, dan kita memang untuk pasar murah tahun 2024 akan di gelar di masing-masing kelurahan jadi 5x itu pasar murahnya,” tambahnya. (Rus)
Posting Komentar