Istri Yedi Salam Angkat Bicara Masalah Keluarganya, Ini Penuturannya
CIMAHI-SUARAPAKTA.COM || Keluarga Yedi Salam (49) warga Gang Aswari, RT 04/02, Kelurahan Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi viral diberbagai media sebagai keluarga tidak mampu hingga kelaparan,
Sebagaimana laporan pesan singkat istrinya yang berinisial DM, mengirim pesan kepada ‘Lapor Pak Polres Reborn’ sehingga Kapolres Cimahi AKBP Aldi Subartono, SH tergerak hatinya terhadap sesama insan yang membutuhkan bantuan, dengan cepat Aldi memberikan bantuan sembako kepada keluarga Yedi tersebut.
Bahkan DM pun merasa berterimakasih kepada Kapolres Cimahi, AKBP Aldi Subartono yang tanggap atas keluhan warganya dan bantuan sembakonya.
DM saat dihubungi via telepon selulernya membenarkan dirinya mengirim pesan WhatsApp ke ‘Lapor Pak Polres Reborn” tapi bukan mengenai keluarganya kelaparan, Selasa (4/7/2023).
“Saya mengirim pesan pada lapor Pak yang isinya seperti ini,” ucap DM,
“Assalamualaikum Pak…Pak kali ini saya bukan untuk melapor tindak pidana/kriminalisasi, tapi saya memohon bantuan bapak untuk memberikan pekerjaan kepada ayah dari anak² saya,
Yang berdomisili di : Jalan Cihanjuang Gg Aswari rt 04/rw02 no 155 Cibabat-Cimahi Utara. Beliau bernama Yedi Salam.
Mohon bantuannya Pak sebab sejak covid ybs belum bekerja kembali 🙏
Sy sebagai ibu dari anak ybs hanya sekedar guru les di rumah dan private yang penghasilannya tidak seberapa.
Anak-anak kami 4 (SMK, SD, TK, dan balita 4 tahun)
Terimakasih Pak…
Salam hormat saya dari warga Cimahi Utara yang patuh hukum.
“Itulah pesan yang saya kirim kepada pak Kapolres, apa pun itu tanpa mengurangi rasa hormat saya,dengan viralnya kisah laporan tersebut, saya sangat berterimakasih kepada bapak Kapolres yang langsung tanggap atas keluhan dari kami ini,” tutur DM.
Bahkan, lanjut DM, ungkapan pengaduannya kepada ‘Lapor Pak Polres Reborn'” cepat di respon dengan jawaban yang sangat responsif atas keluhan-keluhan warganya.
Tidak itu saja, ucap DM awal mula dirinya tidak lagi tinggal bersama suaminya Yedi Salam di Cimahi, karena untuk dapat menafkahi keluarganya, DM mendapat dorongan dari sesama orang tua murid di sekolah anaknya untuk menjadi guru les tingkat SD,
“Karena kan kalau saya tinggal di Cimahi tidak bisa berkarya, akhirnya saya buka les di rumah sewa yang saya tempati dengan anak, waktu era Covid itu semua sekolah pada tutup, dan saya istilahnya aji mungpung gitu pak, dan saran dari sesama orang tua juga ‘Ibu gimana kalau mengajar les anak-anak SD,” ungkap DM.
Awalnya, kata DM, dirinya menjadi guru private (pribadi)
“Karena pada saat Covid tidak boleh banyak berkerumun orang jadi saya door to door metode mengajarnya, barulah setelah Covid usai untuk private les off dan buka lesnya di rumah saja. Itu pun request (meminta) dari orang tua murid yang anaknya masih ingin lanjut les,” ujarnya.
DM membuka les berbagai mata pelajaran tingkat SD kelas 1 – kelas 6 dan pra-sekolah(calistung), di rumah kontrakannya Padalarang Kabupaten Bandung Barat.
“Kalau saya tinggal di Cimahi nggak mungkin bisa berkarya seperti ini, otomatis saya gak menghasilkan, dan ayahnya anak-anak gak menghasilkan, kita mau makan apa? Makanya saya sewa rumah di Padalarang yang cukup layak untuk anak orang lain belajar di rumah,” terangnya.
Bahkan terkait penghasilan dari guru les, diakui DM ada yang harian dan ada yang bulanan.
“Saya buka slotnya harian dan bulanan, yang harian itu tergantung pada materinya seperti calistung harganya Rp 5000 per anak, tapi kalau membahas tematik kelas 4-6 harganya Rp 10.000 per anak,” papar dia.
Sedangkan masalah anak-anak yang ikut les di DM tidak dapat di prediksi karena jumlahnya naik turun.
“Paling sedikit enam atau tujuh orang, paling banyak antara lima belas sampai delapan belas orang, itupun gimana orang tuanya, jjka anak yang bersangkutan sudah siap untuk bersaing di sekolahnya ya stop lesnya,” katanya.
DM secara pribadi berterus terang dengan adanya pemberitaan di media yang viral dikategorikan sebagai keluarga kelaparan merasa agak keberatan.
“Yang keberatan saya di tagline dalam pemberitaan “keluarga kelaparan”, yang saya khawatirkan masyarakat berasumsi negatif kok keluarga kami jadi semacam menjual kisah hidupnya seperti itu Pak,”
Karena, kata DM kembali, dirinya belum jompo dan bukan tuna daksa. “Jadi saya keberatannya itu nanti orang lain menjadi salah persepsi,” imbuhnya.
Terkait kekecewaan, tambah DM dirinya tidak merasa kecewa sama sekali, bahkan dirinya merasa bersyukur kepada pihak-pihak terkait yang sudah membantu pihak keluarganya,
“Saya sangat respect kepada pihak yang sudah membantu keluarga kami baik dari Pak Kapolres, Ketua DPC Hanura dan pihak terkait lainnya, kami sangat berterimakasih semoga Allah SWT membalas yang terbaik,” tandas DM.
DM pun mengakui bahwa dirinya dan anak-anaknya tidak merasa harus dikhawatirkan, hanya yang perlu dikawatirkan adalah suaminya Yedi Salam
“Saya pribadi dan anak-anak sudah menekankan kepada beliau (Yedi-Red) untuk mencari pekerjaan, bukan saya menekan padanya minta Rp 10 juta per bulan atau apa, bukan itu, saya menekan agar roda ekonomi keluarga tetap dapat berjalan seutuhnya sebagai keluarga normal,” pungkasnya. ( Rustandi)
Posting Komentar